Uniknya Graha Maria Annai Velangkanni

Menjelajah di Tanah Sumatera (bagian 1)

Minggu pagi, 23 November, pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ010 yang saya tumpangi, mendarat mulus di Bandara Kualanamu. Perjalanan saya di tanah Sumatera pun diawali dari Sumatera Utara. Horas Medan!

IMG_3919

Berkunjung ke Medan, datanglah ke Annai Velangkanni. Awalnya, saya tidak pernah menyangka Devis membawaku ke tempat ini. Devis adalah kawanku, seorang jurnalis yang bekerja di TVRI kota Medan. Dialah yang menemani perjalanan saya selama berada di kota Medan.

Annai Velangkanni berada di Taman Sakura Indah, Jalan Sakura III No 7-10, Tanjung Selamat Medan. Saat melihat penampakan bangunannya dari kejauhan, mirip candi. Saya berpikir bahwa ini adalah kuil Hindu.

IMG_3920Tiba di pintu gerbang bangunan megah dan indah ini, seorang pria berperawakan orang India, menyambut kedatangan saya. Hanya dengan bahasa tubuh, tanpa mengucapkan satu kata pun, ia memberiku selebaran yang berisi penjelasan tentang Annai Velangkanni.

Ternyata saya keliru. Annai Velangkanni adalah sebuah gereja Katolik. Keunikan Graha Maria Annai Velangkanni adalah bangunannya yang mirip kuil India dengan warna-warna cerah. Bangunan Graha Maria Annai Velangkanni mengadopsi arsitektur Indo-Moghul.

Pastor James Bharataputra SJ adalah penggagas bangunan yang mulai didirikan pada tahun 2001 ini. Ia adalah seorang pastor Yesuit dari India yang melayani di Indonesia sejak lebih dari 40 tahun lalu.

IMG_3924Annai artinya Bunda. Sedangkan Velangkanni (Vailankanni) adalah sebuah desa di Tamil Nadu, India. Pada abad ke-17, Bunda Maria menampakkan diri kepada beberapa anak di Velangkanni. Kini Velangkanni di India dikenal sebagai Lourdes di Timur. Nah, Graha Maria Annai Velangkanni yang dibangun di Medan ini didedikasikan untuk Maria Bunda Penyembuh (Our Lady of Good Health) atau Annai Velangkanni.

Bangunan utama Graha Maria Annai Velangkanni terdiri dua tingkat. Lantai dasar adalah Aula St. Anna yang sering menjadi tempat pertemuan dan dapat digunakan oleh semua orang dari suku dan agama mana pun. Lantai dasar ini menjadi simbol bumi tempat kita berpijak.

IMG_3922Sedangkan lantai atasnya digunakan sebagai tempat ibadah. Untuk naik ke atas, kita dapat berjalan di dua jalur ramps yang terletak di sisi kiri dan kanan bangunan. Pada ramps tersebut terdapat relief Kisah Penciptaan dari Kitab Kejadian. Dua ramps ini menjadi simbol tangan Bunda Maria yang memeluk umat manusia dengan penuh kasih.

Tiga kubah pada Gereja Annai Velangkanni menjadi simbol Trinitas. Menara gereja yang terdiri dari tujuh jenjang melambangkan surga yang berada di langit ketujuh. Adapun tujuh adalah simbol angka sempurna.

Di sepanjang dua jalur ramps tersebut juga terdapat 40 buah lampu. 40 lampu ini melambangkan perjalanan bangsa Israel selama 40 tahun di gurun pasir sebelum mencapai Tanah Perjanjian.

Di bagian depan Graha, ada dua pohon pisang yang juga melambangkan sesuatu. Dalam tradisi India, pohon pisang melambangkan hidup kekal. Dalam pernikahan, India Tamil menggunakan pohon pisang hidup sebagai lambang kesuburan dan kemakmuran bagi pasangan pengantin.

Bagian dalam bangunan Annai Velangkanni pun tak kalah indahnya. Saat akan memasuki bagian dalam Gereja, pengunjung harus melepaskan alas kakinya. Pada langit-langit Gereja terdapat gambar enam sakramen dalam ajaran Gereja Katolik, yaitu: Permandian, Krisma, Pengampunan Dosa, Perkawinan, Imamat dan Pengurapan Orang Sakit.

IMG_3926Sakramen ketujuh, yaitu Sakramen Ekaristi yang menjadi puncak iman Katolik ditempatkan di pusat Gereja, yaitu di Altar. Pada jendela-jendela Gereja terlukis Kisah Sengsara Yesus. Di dalam Gereja terdapat 12 tiang penyangga yang melambangkan 12 rasul Kristus dan 12 suku Israel.

Di Altar, kita dapat melihat lukisan Perjamuan Terakhir. Yesus dan murid-muridNya duduk secara lesehan. Di sebelah kiri ada patung Bunda Maria menggendong Kanak-kanak Yesus. Sementara di sebelah kanan, terdapat Patung Yesus.

Uniknya, Yesus mirip orang India. Bunda Marianya pun mengenakan sari, pakaian khas India. Patung-patung orang kudus lainnya pun berwajah seperti orang India. Memang pada awalnya, Graha Maria Annai Velangkanni ini diperuntukkan bagi warga keturunan India Tamil yang tinggal di Sumatera.

IMG_3925Sementara di samping bangunan utama, terdapat bangunan Kapel kecil. Sebuah keajaiban terjadi setelah beberapa hari Graha Maria Annai Velangkanni diresmikan. Dari bawah kaki patung kaki Bunda Maria yang terdapat di kapel kecil ini, tiba-tiba muncul mata air. Airnya jernih dan tidak mengandung zat-zat berbahaya sehingga dapat langsung dikonsumsi tanpa dimasak. Air ini boleh diambil oleh setiap orang dan banyak yang mempercayai bahwa air ini dapat menyembuhkan.

Di depan Kapel Bunda Maria, terdapat monumen bernama Taman Mini “St. Papa Giovani Paolo II”. Sebuah taman mini ini diperuntukkan untuk mengenang Paus Yohannes Paulus II, Paus yang wafat pada tahun 2005 lalu saat berumur 78 tahun. Dalam taman mini itu diisi tentang lukisan-lukisan saat Paus Yohannes Paulus II datang ke Sumatera Utara ditahun 1990-an.

Multikultural

Graha Maria Annai Velangkanni merupakan pusat ziarah yang dibangun Keuskupan Agung di Indonesia. Keunikan graha terletak pada keaslian arsitektur Indo-Mogul, setiap ornamen dan pewarnaan dilakukan oleh tangan-tangan amatir dengan makna dari kitab suci.IMG_3918

Menurut penggagas Annai Velangkanni, Pastor James Bharataputra SJ, bangunan megah tersebut menghabiskan dana sebesar Rp 4 miliar. Dana datang dari kemurahan hati para pecinta dan pemuja Maria, baik Katolik maupun non Katolik. 60 persen dana berasal dari umat di Indonesia, 30 persen Singapura, selebihnya dari Malaysia, India, dan Dubai.

Multikultural Gereja Annai Velangkanni jelas terlihat melalui struktur bangunannya. Banyak terdapat tanda- tanda atau simbol-simbol yang beragam, tidak hanya dari Batak Toba, tetapi juga Karo. Seperti yang terdapat di pintu masuk Gereja Annai Velangkanni tersebut.

Pintu gerbang masuk dihiasi miniatur rumah adat Batak Toba dan Karo, menandakan tidak ada perbedaan suku, bangsa, bahasa, dan kepercayaan. Di tiang sebelah kanan gapura, ada ukiran seorang wanita India sedang menari, dan di sebalah kiri seorang pria suku China sedang memberikan salam. Di sepanjang tembok gerbang juga ada ukiran patung mewakili suku di Indonesia.

IMG_3921Pintu gerbang masuk bangunan ini berupa miniatur rumah adat Karo. Pagarnya dihiasi dengan relief orang-orang yang mengenakan pakaian adat berbagai etnis di Indonesia. Menggambarkan bahwa tempat ini terbuka untuk siapa saja tanpa memandang suku dan ras.

Tempat peziarahan ini terbuka secara universal, tidak peduli perbedaan agama, suku bangsa, negara, dan kebudayaan. Semua boleh berziarah atau sekadar mengabadikan keindahan arsitekturnya.

Categories: Sriyanto Trip | Tinggalkan komentar

Raja Ampat, “Surga” yang Jatuh ke Bumi

Menikmati Kekayaan Tanah Papua

Panorama Painemo.

Panorama Painemo.

“Tanah Papua, tanah yang kaya, surga kecil jatuh ke bumi. Seluas tanah, sebanyak batu, adalah harta harapan.”

 

Itulah sepenggal syair lagu “Aku Papua” yang dinyanyikan penyanyi nasional asal Papua Barat, Edo Kondologit, ciptaan mendiang Franky Sahilatua. Sebuah lagu yang menceritakan kekayaan tanah Papua, suatu tanah impian bagi para pelancong. Lagu ini juga menggambarkan kehidupan masyarakat Papua yang ramah.

Waisai yang menjadi pintu gerbang Raja Ampat.

Waisai yang menjadi pintu gerbang Raja Ampat.

Jumat, 22 Agustus 2014, adalah hari yang membahagiakan bagi saya. Hari di mana hal yang saya impikan, akhirnya terwujud. Menjejakkan kaki dan menghirup udara Raja Ampat. Selamat datang di destinasi wisata dunia!

Raja Ampat, Papua Barat, saat ini menjadi perbincangan banyak orang, terutama pencari lokasi wisata eksotik. Lokasi alam yang masih alami dan keindahan panorama menakjubkan, menjadikan Raja Ampat menjadi salah satu pilihan wisata utama.

Sebagai sebuah destinasi wisata bahari, potensi yang dimiliki Raja Ampat tentu saja tidak jauh dari kehidupan laut, meski ada juga atraksi yang lain. Seperti menyaksikan kehidupan berbagai jenis burung langka, seperti Kakatua Raja dan Cendrawasih.

Selain snorkeling dan diving, aktivitas lain yang ditawarkan Raja Ampat adalah trekking dan hiking, memancing, serta memberi makan berbagai jenis ikan. Putri, wisatawan asal Manado, mengaku sengaja memilih Raja Ampat untuk berlibur karena sudah sering mendengar keindahan alamnya.

Kawasan Pantai Waisai Torang Cinta (WTC), tempat perhelatan acara puncak Sail Raja Ampat 2014 yang diresmikan oleh Presiden SBY.

Kawasan Pantai Waisai Torang Cinta (WTC), tempat perhelatan acara puncak Sail Raja Ampat 2014 yang diresmikan oleh Presiden SBY.

Terdapat banyak paket wisata yang ditawarkan oleh sejumlah penyedia jasa travel. Seperti mengeksplorasi keindahan Pulau Painemo, Hidden Bay (Teluk Tersembunyi), Kampung Wisata Arborek dan pasir timbul yang punya keunikan masing-masing.

Keunikan Painemo adalah pemandangan alam jika dilihat dari puncak bukit setelah berjuang mendaki tangga kayu setinggi 35 meter. Begitu sampai di puncak, mata pun akan disuguhi pemandangan menakjubkan, berupa hamparan pulau kecil dengan air laut berwarna biru.

Painemo juga dikenal dengan sebutan Wayag kecil karena pemandangannya yang menyerupai Pulau Wayag, ikon wisata Raja Ampat. Tapi posisi Wayag yang berada di tempat paling jauh di bagian utara dan harus ditempuh antara enam sampai tujuh jam, membuat wisatawan yang tidak punya banyak waktu memilih Painemo.

Di Hidden Bay, pemandangan yang disuguhkan adalah gugusan pulau-pulau karang kecil yang jumlahnya ratusan sehingga mereka yang berada di lokasi tersebut, seperti berada di dalam sebuah labirin. Destinasi lainnya adalah kampung Wisata Arborek yang juga sekaligus menjadi lokasi untuk snorkeling dan menyelam (diving).

Keceriaan anak-anak Raja Ampat (1).

Keceriaan anak-anak Raja Ampat (1).

Raja Ampat memang terkenal dengan keindahan bawah lautnya yang merupakan salah satu dari sepuluh surga bawah laut terbaik di dunia. Namun, untuk menjangkau dan mengeksplor keindahannya, membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Ini membuat Raja Ampat menjadi destinasi wisata alam eksklusif bagi para pelancong yang ingin suasana berbeda dan alami.

Meski membutuhkan waktu dan biaya yang “menguras” tabungan, menjelajah di Raja Ampat tidak akan terlupakan. Semua terbayar lunas setelah melihat pemandangan karya Tuhan seindah ini. Bahkan saya serasa ingin kembali. Sekali lagi, dua kali lagi, ahhh banyak kali.

Tidaklah berlebihan apa yang dikatakan Bupati Raja Ampat, Marcus Wanma saat saya temui di gedung Media Center Sail Raja Ampat, 22 Agustus lalu. “Jangan mati dulu sebelum ke Raja Ampat.” Ya, mengelilingi Indonesia, kurang lengkap jika belum menikmati keindahan Raja Ampat.

 

Dua Cara

Infrastruktur yang belum terlalu memadai dan sulit untuk dicapai, membuat masyarakat masih sering bertanya-tanya bagaimana cara menuju ke Raja Ampat. Ada dua cara untuk mencapai Raja Ampat, yaitu melalui laut dan udara dari kota Sorong yang menjadi pintu gerbang menuju daerah wisata itu.

Hamparan pasir putih di pantai Pasir Timbul.

Hamparan pasir putih di pantai Pasir Timbul.

Dari Bandara Domine Eduar Osok (DEO) Sorong, wisatawan yang datang dari berbagai kota di Indonesia, bisa melanjutkan perjalanan ke Raja Ampat dengan pesawat perintis atau naik kapal cepat (speedboat).

Tapi yang paling umum adalah melalui kapal laut karena jumlah penerbangan perintis masih belum memadai dan hanya dua kali dalam seminggu dengan tarif Rp200.000 sekali jalan. Sementara pelayaran dengan kapal cepat dari pelabuhan rakyat melayani rute Sorong – Waisai, ibukota Raja Ampat, setiap hari pukul 14.00, kecuali Senin dan Jumat yang melayani perjalanan sebanyak dua kali, pukul 09.00 dan 14.00. Demikian pula sebaliknya dari Waisai ke Sorong.

Hanya dengan membayar sebesar Rp100.000, penumpang sudah bisa mencapai Pelabuhan Waisai, setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam. Dari pelabuhan Waisai, perjalanan bisa dilanjutkan ke penginapan yang tersebar di kota itu dengan ojek motor atau mobil sewaan.

Para wisatawan menikmati kesegaran dan kejernihan air laut Raja Ampat.

Para wisatawan menikmati kesegaran dan kejernihan air laut Raja Ampat.

Tarif ojek motor dan mobil sewaan pun bermacam-macam, tergantung jarak dan keahlian menawar. Tapi tarif ojek motor lebih mahal bila dibandingkan dengan di Jakarta dan kota lainnya karena harga bensin yang mencapai Rp15.000 / liter di tingkat eceran.

Seorang tukang ojek akan menyebut angkat Rp100.000 untuk menuju sebuah resort kota Waisai. Tapi kalau ahli menawar, angka tersebut bisa ditawar menjadi setengahnya, bahkan lebih menjadi kurang dari Rp50 ribu.

Surga bawah laut Raja Ampat.

Surga bawah laut Raja Ampat.

Di kota Waisai yang berada di Pulau Waigeo, terdapat banyak pilihan penginapan dengan kisaran harga Rp400 ribu sampai Rp750 ribu per malam. Selain di Waisai, juga terdapat resort yang beberapa di antaranya dikelola oleh orang asing, tapi menawarkan harga yang lebih mahal karena menggunakan tarif dollar AS, yaitu sekitar $150 dollar per malam.

Jika ingin menikmati keindahan Pulau Painemo, wisatawan bisa menyewa speedboat mulai dari kisaran Rp6,5 juta. Sementara untuk mencapai Pulau Wayag, lebih mahal lagi karena lokasinya yang jauh, di kisaran Rp8-10 juta per hari. Speedboat tersebut berkapasitas 8-10 orang.

Berwisata di Raja Ampat memang bukan wisata murah, terutama yang datang seorang diri. Jadi, jika ingin hemat dalam anggaran, jelajahilah Raja Ampat beramai-ramai. Biaya sewa speedboat bisa patungan. (*)

Waigeo Villa.

Waigeo Villa.

Bersama anak-anak pulau Saporkren.

Bersama anak-anak pulau Saporkren.

Keindahan Painemo.

Keindahan Painemo.

Perkampungan pesisir Saporkren, Distrik Waigeo Selatan.

Perkampungan pesisir Saporkren, Distrik Waigeo Selatan.

Bersama anak-anak pulau Saporkren. (2)

Bersama anak-anak pulau Saporkren. (2)

Keceriaan anak-anak Raja Ampat (2).

Keceriaan anak-anak Raja Ampat (2).

Festival Raja Ampat 2014.

Festival Raja Ampat 2014.

Bersama Edo Kondologit, penyanyi nasional asal Papua Barat.

Bersama Edo Kondologit, penyanyi nasional asal Papua Barat.

Categories: Sriyanto Trip | 2 Komentar

Menelusuri Gelapnya Goa Batu di Bantimurung

Wisata di area Taman Nasional Bantimurung Burusaraung memang cukup komplit. Selain terdapat penangkaran kupu-kupu, Museum Kupu-kupu, dan Air Terjun Bantimurung, di kawasan taman nasional ini juga terdapat goa yang bisa dikunjungi. Setidaknya ada dua goa yang berada di sana, yaitu Goa Batu dan Goa Mimpi. Anda tertarik menjelajah goa?

Selamat datang di Goa Batu.

Selamat datang di Goa Batu.

Jarak antara Goa Batu dengan Air Terjun Bantimurung kurang lebih 800 meter. Pengunjung bisa berjalan kaki menelusuri jalan setapak yang sudah disediakan dengan kondisi yang cukup baik.

Setelah menaiki beberapa anak tangga beton di samping air terjun, saya menyusuri tepian sungai di bawah pepohonan rindang yang membuat udara menjadi kian sejuk. Semakin mendekati lokasi goa, jalanan yang tadinya menyusuri tepi sungai kini semakin menjauh dari bibir sungai dan mulai masuk ke hutan.

Seorang pengunjung Goa Batu membasuh wajahnya dengan air dari telaga kecil di dalam goa.

Seorang pengunjung Goa Batu membasuh wajahnya dengan air dari telaga kecil di dalam goa.

Di tengah perjalanan, terdapat sebuah makam dengan nisan tanpa nama yang semakin menimbulkan aroma magis tempat ini. Meskipun berjalan sendirian di tengah hutan seperti ini, pengunjung tak perlu takut. Sebab beberapa pedagang makanan dan minuman ringan ditemui di jalanan setapak ini.

Setelah sampai di mulut goa, beberapa orang pun mendekat. Mereka menawarkan jasa penyewakan senter sebagai penerangan dan juga jasa pemandu. Kalau ingin masuk memang harus menyewa senter. Bukan karena dipaksa, tapi di dalam goa memang sangat gelap. Penerangan dengan layar HP tidak akan bisa menembus gelapnya Goa Batu.

Batu akar yang menggantung di langit-langit.

Batu akar yang menggantung di langit-langit.

Harga sewa senternya beragam, berdasarkan ukuran senter. Setelah mencapai kata sepakat (Rp 50.000 untuk 2 buah senter dan pemandu), saya segera menuju Goa Batu. Keunikan goa ini langsung terlihat.

Tidak seperti goa-goa pada umumnya yang memiliki mulut goa yang lebar, Goa Batu memiliki mulut goa yang sempit. Beberapa anak tangga diantara celah batu menjadi jalan wajib yang harus saya lewati untuk bisa sampai ke mulut goa.

Begitu masuk goa, di bagian mulut goa masih terlihat sinar matahari. Aroma pengap sudah mulai terasa di sini. Masuk lebih ke dalam lagi sudah tidak ada cahaya sama sekali. Bahkan sebuah lampu senter yang saya bawa cukup sulit menembus gelapnya goa.

Sesekali saya berhenti mengambil foto di tengah kegelapan. Dari hasil foto, barulah terlihat jelas bentuk stalaktit dan stalakmit dalam goa. Terkadang jalan masuk cukup sempit sampai-sampai saya harus menunduk atau jongkok untuk melewati lorong-lorong ini. Di dalam goa juga sangat becek dan licin.

Kalelawar berukuran kecil yang menempel di langit-langit goa juga akan kita temui di dalam goa ini.

Kalelawar berukuran kecil yang menempel di langit-langit goa juga akan kita temui di dalam goa ini.

Goa Batu merupakan goa alam yang masih alami. Cahaya matahari hanya mampu menerobos di antara celah batu hingga sampai ke mulut goa. Satu-satunya penerangan yang ada, ya hanya senter atau lampu petromaks yang bisa disewa dari masyarakat sekitar.

Saya melihat, memang belum banyak yang tertarik ke Goa Batu. Kebanyakan pengunjung yang datang hanya sampai di air terjun Bantimurung saja. Padahal, pemerintah kabupaten Maros telah membangun jalan beton hingga ke dalam Goa Batu.

Harus ekstra hati-hati memasuki goa ini, karena sangat licin. Hal ini disebabkan oleh adanya tetesan-tetesan air yang mengalir dari stalaktit hingga membasahi lantai goa. Goa Batu kaya akan ornamen-ornamen yang unik, seperti batu kera, batu gajah, batu akar, dan masih banyak lagi.

Seluruh ornamen pada goa ini berupa putih seperti kapas, atau keemasan. Pada satu bagian terdapat juga Batu Jodoh. Konon, setiap pasangan yang belum menikah dan mengikrarkan cintanya di sini akan berjodoh. Pasangan tersebut akan mengikatkan kain pada batu tersebut.

Seluruh ornamen pada goa ini berupa putih seperti kapas, atau keemasan.

Seluruh ornamen pada goa ini berupa putih seperti kapas, atau keemasan.

Selain itu, masih ada sebuah telaga kecil di dalam goa yang konon, airnya tidak pernah habis meskipun musim kemarau. Air dari danau tersebut dipercaya bisa membuat awet muda bagi siapa saja yang membasuh wajahnya dengan air danau tadi.

Bagian dalam goa dihiasi stalaktit dan stalagmit dengan bentuk-bentuk yang indah.

Bagian dalam goa dihiasi stalaktit dan stalagmit dengan bentuk-bentuk yang indah.

Diperlukan waktu kurang lebih 20 hingga 30 menit untuk menelusuri goa ini. Setelah puas menelusuri ceruk-ceruk goa dan mengambil beberapa gambar, saya pun segera keluar. Waktu sudah semakin sore.

Tak jauh dari tangga masuk goa, terdapat Danau Kassi Kebo. Konon jika musim kemarau, air pada danau tersebut berwarna hijau. Tapi saat musim hujan seperti saat saya ke sana, airnya keruh kecokelatan.

Dan danau ini diberi pagar sehingga pengunjung tidak bisa mandi atau bermain di danau karena alasan keselamatan. Konon katanya, meskipun danau tersebut kelihatan tenang, namun di bawah sana terdapat pusaran air yang deras. Itulah alasannya kenapa dilarang keras mandi di danau ini.

Konon, di dalam goa terdapat makam Raja Bantimurung yang pernah memerintah di wilayah ini.

Konon, di dalam goa terdapat makam Raja Bantimurung yang pernah memerintah di wilayah ini.

Categories: Sriyanto Trip | Tinggalkan komentar

Menikmati Keindahan Pegunungan Karst Terbesar ke-2 Dunia

Minggu, 11 Mei 2014, udara pagi masih menusuk dinginnya tulang.

Puncak Bulusaraung dengan ketinggian 1353 mdpl.

Puncak Bulusaraung dengan ketinggian 1353 mdpl.

Akhirnya saya menjejakkan kaki di ketinggian 1353 meter di atas permukaan laut (mdpl), puncak Gunung Bulusaraung. Semua keletihan, rasa lelah, seolah hilang, terbius dengan keindahan panorama alam yang menakjubkan ini.

Gunung Bulusaraung berlokasi di desa Tompobulu, kecamatan Balocci, kabupaten Pangkep dan masih dalam satu kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Gunung ini mempunyai 10 pos.

Ekspedisi Puncak Bulusaraung. #JelajahNusantara

Ekspedisi Puncak Bulusaraung. #JelajahNusantara

Pos 1 sampai pos 4 telah disediakan oleh Taman Nasional tempat untuk beristirahat berupa saung berukuran 3×3 meter. Sedangkan tempat yang cocok untuk mendirikan tenda adalah pos 9. Selain lokasi tempatnya luas, di pos 9 ini juga terdapat sumber mata air.

Dari pos 9 cuma dibutuhkan waktu 15 menit untuk sampai di puncak, dengan jalan yang mendaki dan terjal karena banyak bebatuan. Dan setibanya di puncak, saya menikmati view indah pegunungan karst terbesar ke-2 di dunia. Tidak di semua tempat Anda bisa menikmati keindahan pegunungan karst terbesar ke-2 dunia, bukan?

Menikmati pemandangan indah kawasan pegunungan karst terbesar ke-2 dunia.

Menikmati pemandangan indah kawasan pegunungan karst terbesar ke-2 dunia.

Categories: Galeri, Sriyanto Trip | Tinggalkan komentar

Eksotisme Dieng, Dataran Tinggi Kedua Dunia Setelah Tibet

Menjelajah di Atap Pulau Jawa, Tempat Bersemayam Para Dewa

Meskipun kita lahir dan besar di negeri ini, ternyata setiap kali keluar rumah, masih banyak hal unik yang belum kita ketahui. Begitu banyaknya, hingga tak akan habis walau kita meluangkan waktu seumur hidup menjelajahinya. Ah, ternyata memang tak sulit mencintai Indonesia.

Panorama Telaga Warna.

Panorama Telaga Warna.

Dieng, pesonanya begitu memikat, landscape yang tak tertandingi kecantikannya, danau, bukit-bukit nan hijau, candi-candi yang disucikan, alam yang ramah pada kehidupan. Banyak orang menyebut, dataran tinggi Dieng sebagai Land of Gods atau tempat para dewa bersemayam. Rasanya tak berlebihan karena keindahan alam Dieng memang sangat mempesona.

Dataran tinggi Dieng sudah lama dikenal sebagai destinasi wisata alam, bisa dicapai kurang lebih 3-4 jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi dari Yogyakarta. Tapi perjalanan saya ke Dieng tidak menggunakan kendaraan pribadi, melainkan kendaraan umum.

Dari terminal Bonjor Yogyakarta naik bus ke Magelang, lalu ganti bus dari Magelang ke Wonosobo. Di Wonosobo, ganti bus lagi menuju ke Dieng.

Di Dataran Tinggi Dieng terdapat banyak bangunan candi. Beberapa candi mengelompok, sementara yang lain berdiri sendiri atau belum ditemukan kelompoknya. Kelompok candi yang tersisa terdapat di tengah cekungan Dataran Tinggi Dieng, yang disebut dengan Kompleks Percandian Arjuna.

Di Dataran Tinggi Dieng terdapat banyak bangunan candi. Beberapa candi mengelompok, sementara yang lain berdiri sendiri atau belum ditemukan kelompoknya. Kelompok candi yang tersisa terdapat di tengah cekungan Dataran Tinggi Dieng, yang disebut dengan Kompleks Percandian Arjuna.

Dataran Tinggi Dieng terletak di perbatasan antara Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng). Dataran tinggi Dieng secara administratif terbagi dalam dua wilayah, yakni Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Wonosobo dan Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara.

Nama ‘Dieng’ sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “Di” yang berarti tempat yang tinggi dan ”Hyang” yang artinya tempat para dewa-dewi. Diartikan kemudian sebagai tempat kediaman para dewa dan dewi.

Ada juga yang mengartikannya dari bahasa Jawa yaitu “adi” berarti indah, berpadu dengan kata “aeng” yang artinya aneh. Penduduk setempat kadang mengartikannya sebagai tempat yang indah penuh dengan suasana spiritual.

Terletak di ketinggian kurang lebih 2000 meter di atas permukaan laut (mdpl), Dieng disebut-sebut sebagai dataran tinggi berpenghuni tertinggi kedua setelah Tibet. Jadi pantas jika Dieng dijuluki atapnya pulau Jawa.

Terletak di ketinggian kurang lebih 2000 meter di atas permukaan laut (mdpl), Dieng disebut-sebut sebagai dataran tinggi berpenghuni tertinggi kedua setelah Tibet. Jadi pantas jika Dieng dijuluki atapnya pulau Jawa.

Terletak di ketinggian kurang lebih 2000 meter di atas permukaan laut (mdpl), Dieng disebut-sebut sebagai dataran tinggi berpenghuni tertinggi kedua setelah Tibet. Jadi pantas jika Dieng dijuluki atapnya pulau Jawa.

Ketinggian tersebut berpengaruh pada suhu udara rata-rata di daerah ini. Dalam kondisi normal, suhu udara di Dieng antara 15-10 derajat celcius. Namun memasuki musim-musim kemarau (seperti di awal Juni-Agustus) suhu udara di Dieng bisa mencapai 0 derajat celcius.

Pada musim kemarau tersebut, Anda bisa menyaksikan bagaimana ekstrim suhu udara di Dieng mampu membekukan embun di pagi hari. Masyarakat Dieng menyebut fenomena tersebut dengan istilah Bun Upas atau embun racun. Dinamakan embun racun karena embun beku yang menempel pada tanaman dapat merusak tanaman, seperti pada tanaman Kentang dan Kobis (komoditas utama masyarakat Dieng dalam bidang pertanian).

Jika mengunjungi datara tinggi Dieng, Anda akan dapat menikmati pemandangan lumpur mendidih yang mengeluarkan gelembung, danau belerang berwarna cerah dan kabut tebal yang menyelimuti dataran tinggi Dieng, dan banyak lainnya.

Sembungan adalah sebuah desa yang masuk ke wilayah Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Yang menarik dari desa ini, kreativitas masyarakat untuk mandiri dan mengembangkan desanya menjadi tujuan wisata. Dengan alasan itu, desa Sembungan dua kali meraih juara tingkat provinsi untuk desa tujuan wisata terfavorit Jawa Tengah – Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sembungan adalah sebuah desa yang masuk ke wilayah Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Yang menarik dari desa ini, kreativitas masyarakat untuk mandiri dan mengembangkan desanya menjadi tujuan wisata. Dengan alasan itu, desa Sembungan dua kali meraih juara tingkat provinsi untuk desa tujuan wisata terfavorit Jawa Tengah – Daerah Istimewa Yogyakarta.

Melihat, merasakan dan membayangkan tempat ini secara langsung, akan membuat kita memahami mengapa masyarakat Jawa menganggap Dieng sebagai tempat yang memiliki kekuatan supernatural.

 

“Anak Gembel”

Satu hal yang juga tak kalah terkenal dari Dieng, penduduk setempat menyebutnya “anak gembel” atau anak gimbal. Menurut kepercayaan warga setempat, anak gimbal merupakan anugerah dari para dewa sehingga fenomena ini patut disyukuri.

Biasanya jika rambut anak gimbal dipaksakan dipotong, maka si anak akan cenderung sakit-sakitan. Dan anehnya, rambut gimbal anak-anak gimbal tidak secara alami tumbuh ketika mereka dilahirkan, namun tumbuh saat usia mereka menginjak 1-2 tahun.

Banyak anak di wilayah ini awalnya lahir dalam keadaan normal seperti anak kebanyakan, mendadak terserang demam tinggi dan tumbuh rambut gimbal di kepalanya. Mereka ini kemudian harus dipotong rambut gimbalnya melalui sebuah prosesi ruwatan, setelah permintaan si anak dipenuhi oleh orang tuanya. Bila orang tua gagal memenuhinya, maka rambut gimbal akan tumbuh lagi meski telah dipotong berkali-kali.

 

Tempat Wisata

  1. Air Terjun Sikarim memiliki ketinggian 24 meter dengan latar belakang bukit Sikunir yang menjulang dan banyak ditumbuhi perdu dan tanaman langka. Sayangnya, untuk menuju air terjun ini cukup sulit karena harus melewati semak belukar dan jurang yang cukup dalam.

    Air Terjun Sikarim memiliki ketinggian 24 meter dengan latar belakang bukit Sikunir yang menjulang dan banyak ditumbuhi perdu dan tanaman langka. Sayangnya, untuk menuju air terjun ini cukup sulit karena harus melewati semak belukar dan jurang yang cukup dalam.

    Candi Dieng

Candi seperti sudah menjadi Simbol kepariwisataan di Dieng. Beberapa candi-candi yang tersebar di Dieng merupakan salah satu destinasi utama para wisatawan yang datang berlibur ke Dieng, baik lokal maupun mancanegara.

  1. Telaga-telaga di Dieng

Keindahan panorama alam didukung suasana yang asri dan udara sejuk bebas polusi menjadikan para wisatawan suka berlama-lama mengunjungi obyek wisata telaga di Dieng, seperti misalnya Telaga Warna, Telaga Pengilon, Telaga Cebong, Telaga Merdada, Telaga Menjer.

  1. Kawah-kawah di Dieng

Kawah Sikidang hanyalah satu di antara beberapa kawah vulkanik di Dieng yang menarik perhatian para wisatawan. Kawah-kawah lain di dataran tinggi Dieng juga tak kalah menarik untuk dikunjungi.
Beberapa kawah di Kawasan Dieng, di antaranya Kawah Candradimuka, Kawah Sibanteng, Kawah Siglagah, Kawah Sikendang, Kawah Sikidang, Kawah Sileri, Kawah Sinila, Kawah Timbang.

  1. Gunung-gunung di Dieng

Kawasan Dieng dikelilingi oleh pegunungan yang beberapa di antaranya sering dijadikan obyek pendakian oleh para pendaki, sebagai tempat camping atau sekadar melihat sunrise alias matahari terbit. Gunung-gunung tersebut, di antaranya Gunung Prau, Gunung Pakuwaja, Gunung Sikunir.

Keindahan Dataran Tinggi Dieng, tempat bersemayamnya para dewa.

Keindahan Dataran Tinggi Dieng, tempat bersemayamnya para dewa.

Menyaksikan matahari terbit dari ufuk timur bukanlah sesuatu hal yang luar biasa. Namun berbeda dengan pengalaman menanti bangunnya sang surya dari atas Gunung Prau, gunung tertinggi di Dieng. Momen menyaksikan terbitnya mentari dari atap pulau Jawa.

Menyaksikan matahari terbit dari ufuk timur bukanlah sesuatu hal yang luar biasa. Namun berbeda dengan pengalaman menanti bangunnya sang surya dari atas Gunung Prau, gunung tertinggi di Dieng. Momen menyaksikan terbitnya mentari dari atap pulau Jawa.

Categories: Sriyanto Trip | Tinggalkan komentar

Jangan Mati Sebelum ke Toraja

Tongkonan.

Tongkonan.

Tak banyak kebudayaan daerah yang sampai hari ini terus dipertahankan. Sebagian besar budaya di negeri ini hampir tak nampak, sebab ditenggelamkan oleh budaya asing. Khusus di Sulawesi, hanya ada beberapa daerah saja yang masih menjaga budaya mereka dari berbagai ancaman kepunahan.

Salah satunya, yakni Toraja. Kabupaten di Sulawesi Selatan yang kini terbagi dua, Tana Toraja dan Toraja Utara ini merupakan salah satu ikon bagi masyarakat Sulsel dan para wisatawan budaya. Toraja dianugerahkan kebudayaan yang sangat luar biasa dari para leluhurnya. Ada tongkonan, upacara kematian rambu solo, tari pagellu dan masih banyak lagi.

Keindahan alam yang dimiliki serta budaya peninggalan para leluhur yang dipertahankan hingga di era moderenisasi saat ini, membuat negara Indonesia, khususnya daerah Toraja dikenal luas. Keunikan budayanya merupakan pencerminan dari kearifan pendahulu yang diwariskan kepada masyarakat, yang perlu dilindungi, diselamatkan, dimanfaatkan untuk kepentingan umat manusia. Karena itu, ayo ke Toraja. Jangan mati dulu sebelum menjelajahi keunikannya, melihat indahnya Toraja. (*)

Tari Sandaoni.

Tari Sandaoni.

Musik bambu.

Musik bambu.

Rambu solo.

Rambu solo.

Tenun Toraja.

Tenun Toraja.

Tau-tau.

Tau-tau.

Categories: Galeri | 1 Komentar

Melepas Penat di Pemandian Alam Air Panas Lejja

Panorama di kolam pemandian air panas Lejja terlihat indah, sejuk dan nyaman yang akan membuat pengunjung betah berlama-lama di sini.

Panorama di kolam pemandian air panas Lejja terlihat indah, sejuk dan nyaman, membuat saya betah berlama-lama di sini.

Kalelawar! Ya, inilah salah satu yang khas dari Soppeng. Satu keunikan kabupaten yang berjarak 179 km di utara kota Makassar ini, banyak terdapat kelelawar di setiap pohon yang ada di sepanjang kota, sehingga Soppeng mendapat julukan Kota Kalong.

Tetapi pesona yang dimiliki Soppeng bukan hanya itu. Kabupaten ini menyimpan obyek wisata yang tak kalah menariknya dengan obyek wisata lainnya di nusantara.

Perjalanan saya kali ini, mengunjungi pemandian alam air panas Lejja. Selasa sore, 26 November, pukul 14:40 Wita, saya berangkat dari kota Watansoppeng menuju Lejja.

Pemandian alam Lejja berada di kawasan hutan lindung berbukit dengan panorama yang indah di Desa Bulu, Kecamatan Marioriawa, 44 km utara Kota Watansopeng yang merupakan ibukota Kabupaten Soppeng. Inilah obyek wisata andalan yang banyak dikunjungi oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Untuk menuju ke lokasi obyek wisata Lejja, harus menggunakan kendaraan roda dua atau mobil. Sebab lokasinya sekitar 10 km dari jalan poros Kabupaten Soppeng, dengan jalan yang berkelok disertai penurunan dan tanjakan. Lebar jalan beraspal cukup mulus.

Untuk mencapai tempat ini, saya melalui jalanan yang berliku dan terjal. Melelahkan memang. Namun, rasa lelah seakan terbayarkan ketika menceburkan diri di dalam kolam pemandian air panas Lejja. Suhu airnya mencapai 60 derajat celsius, ditambah kandungan sulfur, dengan kadar belerang sesuai hasil penelitian mencapai 1,5 persen.

Letaknya di tengah-tengah hutan, para pengunjung harus berjalan kaki menuruni ratusan anak tangga yang terbuat dari semen yang di sekelilingnya adalah pohon-pohon tinggi, membuat para pengunjung tidak merasa kecapean dan terlindung dari sengatan matahari, apalagi suhu udara di tempat itu cukup sejuk.

Letaknya di tengah-tengah hutan, para pengunjung harus berjalan kaki menuruni ratusan anak tangga yang terbuat dari semen yang di sekelilingnya adalah pohon-pohon tinggi, membuat para pengunjung tidak merasa kecapean dan terlindung dari sengatan matahari, apalagi suhu udara di tempat itu cukup sejuk.

Kelebihan air dari perbukitan Soppeng inilah yang dipercaya berkhasiat bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit dan tulang, seperti rematik, tegang pada otot tubuh, gatal-gatal, hingga jerawat. Sangat cocok untuk melepas penat setelah beraktivitas.

Fasilitas di Pemandian Alam Air Panas Lejja ini cukup memadai dengan adanya kolam pemandian umum dan privat, toilet, ruang bilas, tempat ganti pakaian, pondok peristirahatan, dan baruga wisata sebagai tempat pertemuan.

Untuk kolam pemandian privat disediakan dengan rumah panggung kecil yang memiliki kolam di belakangnya dengan lebar 3 meter. Sedangkan untuk kolam pemandian, umumnya terdapat 5 kolam dengan fungsi yang berbeda.

Kolam pertama, airnya sangat panas. Harus berhati-hati jika berada di tempat ini karena telur yang dicelupkan di kolam ini bisa menjadi setengah matang. Kolam kedua, kolam dangkal dengan air suam-suam kuku yang bisa dipakai untuk anak-anak kecil atau bagi kamu yang tidak bisa berenang, bisa juga memakai kolam ini.

Di kawasan obyek wisata Lejja terdapat lima jenis kolam yang dapat digunakan oleh pengunjung dengan tingkatan suhu air yang berbeda-beda.

Di kawasan obyek wisata Lejja terdapat lima jenis kolam yang dapat digunakan oleh pengunjung dengan tingkatan suhu air yang berbeda-beda.

Kolam ketiga, kolam dengan kedalaman sebatas leher dan air suam-suam kuku untuk orang dewasa. Ada pelampung yang disewakan jika kamu takut berenang di kolam ini. Kolam empat, air di kolam ini sudah normal, tidak terlalu panas ataupun terlalu dingin dan kolam ini khusus orang dewasa saja. Kolam lima, kolam yang berada di sebelah timur ini dilengkapi dengan papan loncatan.

Untuk tarifnya, Dalle, salah seorang pengelola menjelaskan, fasilitas villa/rumah panggung bisa disewa Rp200 ribu per malam, gazebo dengan kolam kecil di belakangnya Rp50 ribu per jam, aula baruga Rp500 ribu per malam. Sementara tiket masuk, kata Dalle, dewasa Rp6500; anak-anak Rp3000; mobil Rp10000; motor Rp6500.

Di Lejja, saya juga bisa melihat sumber air panasnya. Ada jalan setapak di sebelah kolam pemandian menuju bukit. Di sana akan ada sungai kecil dengan air panas dan bebatuan yang dialiri air panas dan mengeluarkan asap. Sampai di ujung jalan, terdapat pohon yang di bawah akarnya terdapat lubang dengan diameter sekitar 50 cm. Di situlah sumber air panas Pemandian Air Panas Lejja berasal.

Untuk bersantai, pengunjung bisa menyewa gazebo dengan tarif sewa Rp 50.000 per jam. Jika belum puas berada di tempat yang hijau, asri, sejuk dan alami ini, kamu bisa menyewa villa yang berada di dalam kawasan obyek wisata ini.

Untuk bersantai, pengunjung bisa menyewa gazebo dengan tarif sewa Rp 50.000 per jam. Jika belum puas berada di tempat yang hijau, asri, sejuk dan alami ini, kamu bisa menyewa villa yang berada di dalam kawasan obyek wisata ini.

Salah satu kolam yang berisi air dengan suhu normal dan hanya diperuntukkan untuk orang dewasa saja.

Salah satu kolam yang berisi air dengan suhu normal dan hanya diperuntukkan untuk orang dewasa saja.

Jangan heran kalau di sekitar pohon tersebut banyak terdapat kaleng dan botol yang diikat. Dalle menjelaskan, hal itu merupakan simbol pengharapan bagi yang menggantunggkan botol atau kaleng tersebut, dimana ketika harapan tersebut sudah terwujud maka orang tersebut akan datang lagi ke Lejja untuk melepas ikatan botol atau kalengnya. Dan, juga sebagai simbol pengikatan hubungan pasangan sejoli yang datang ke tempat ini.

Sumber air panas Lejja.

Sumber air panas Lejja.

Categories: Sriyanto Trip | Tinggalkan komentar

Snorkeling di Surganya Makassar

Menikmati alam Samalona, serasa berada di pulau pribadi.

Menikmati alam Samalona, serasa berada di pulau pribadi.

Samalona, Imut-imut nan Indah

Berkunjung ke Makassar, pasti yang terbayang langsung Pantai Losari dan Cotonya dulu. Atau Trans Studio yang megah itu. Atau mungkin kapal Phinisi. Belum ada yang terpikir jika Kota Makassar mempunyai sebuah pulau kecil, imut-imut nan indah.

Pulau Samalona yang imut-imut.

Pulau Samalona yang imut-imut.

Mempunyai pasir putih, pulaunya bisa dikelilingi dan ada beberapa pohon hijau. Kemudian ada sedikit pondok dan tentunya airnya yang jernih dengan warna biru kehijau-hijauan. Yap, itu semua bisa kita jumpai di pulau ini. Namanya, pulau Samalona. Dengan luas pulau sekitar 2 hektar, Samalona seakan menjadi pulau pribadi Anda.

Awal November lalu, saya mengunjungi pulau ini. Berangkat dari dermaga di seberang benteng Fort Rotterdam Makassar, perjalanan saya tempuh selama 20 menit dengan menumpang speedboat yang disewa, sebesar Rp 400 ribu untuk PPnya.

Samalona merupakan salah satu tempat yang tepat bagi Anda untuk berlibur bersama keluarga atau kerabat. Di tempat ini, saya merasakan kenyamanan dalam menikmati pemandangan alam yang natural, dan juga pesona alam laut yang biru cerah. Banyak orang mengatakan, Samalona adalah surganya kota Makassar.

SNORKELING. Airnya yang jernih pun, menambah keelokan dunia bawah lautnya.

SNORKELING. Airnya yang jernih pun, menambah keelokan dunia bawah lautnya.

Di tempat ini, Anda akan bisa melepaskan segala macam penat yang ada dalam pikiran, juga menikmati waktu berlibur yang ceria bersama orang-orang tercinta. Wisata pulau ini tak jauh dari Pantai Losari. Di musim liburan, sudah pasti pantai ini akan menjadi tempat yang cukup ramai untuk dikunjungi. Mayoritas yang mengunjungi tempat ini adalah kawula muda yang ingin bersenang-senang usai beraktivitas.

Melepas Kejenuhan

Banyak sekali hal yang bisa dilakukan di Pulau Samalona. Untuk penggemar snorkeling atau diving, pulau ini cocok untuk snorkeling karena perairannya dangkal. Fasilitas untuk menyelam dan menjelajah dunia bawah laut Pulau Samalona juga bisa dilakukan dengan mudah. Surga bawah lautnya melepas kejenuhan dan kepenatan sehari-hari.

Saya yang baru pertama kali berkunjung ke Samalona, tidak ingin menyia-nyiakannya. Snorkeling di bawah terik matahari yang menyengat, memberikan sensasi tersendiri. Saya melihat betapa indahnya kekayaan alam yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Keindahan bawah laut Pulau Samalona memang memesona. Terumbu karang yang cantik dan ikan laut berwarna-warni, serta kuda laut saya temukan di pulau ini.

Pesona Samalona.

Pesona Samalona.

Airnya yang jernih pun, menambah keelokan dunia bawah lautnya. Sungguh pengalaman yang menakjubkan. Lautnya sungguh biru dan indah. Tidak hanya itu, pantai dengan pasir putihnya dapat menjadi tempat bersantai sambil menunggu senja.

Dengan pemandangan laut lepas yang luas dan tidak ramai oleh orang-orang atau toko-toko, akan membuat Anda nyaman untuk menikmati sang mentari yang perlahan tenggelam. Sunsetnya sungguh menawan.

Bagaimana? Penasaran dengan surga tersembunyi milik Makassar ini? Silahkan berkunjung ke Pulau Samalona dan nikmati keistimewaannya. Alamnya menjadi refleksi untuk menghilangkan penat. (*)

Penginapan dan toko.

Penginapan dan toko.

Penikmat alam Samalona.

Penikmat alam Samalona.

Menikmati sunset.

Menikmati sunset.

Categories: Sriyanto Trip | 1 Komentar

Menggapai Matahari Terbit di Gunung Tertinggi di Dieng

Dari puncak Prau, saya melihat Gunung Sindoro, Sumbing, Merapi dan Merbabu. Rasa lelah dan penat hilang terbayarkan.

Dari puncak Prau, saya melihat Gunung Sindoro, Sumbing, Merapi dan Merbabu. Rasa lelah dan penat hilang terbayarkan.

Gunung Prau; Puncak Seribu Bukit, Puncak Seribu Pesona

Anda pernah menonton film anak -anak Teletubbies? Film yang menggambarkan keindahan bukit-bukit dan hamparan bunga serta isi alam di sekitarnya dan tokoh pemain cerita Tinky Winky, Dipsy, Lala dan Poo.

Keindahan bukit-bukit yang tergambarkan pada cerita film Teletubbies tersebut, bisa kita lihat di Puncak Gunung Prau. Diawali dengan munculnya matahari terbit di atas bukit, dan keindahan hamparan bunga Daisy serta rumput yang sangat indah. Semua itu nyata ada di Puncak Gunung Prau, puncak seribu bukit, puncak seribu pesona.

Kawasan Dataran Tinggi Dieng dari puncak Gunung Prau

Kawasan Dataran Tinggi Dieng dari puncak Gunung Prau

Dieng yang terkenal dengan sebutan negeri para dewa mampu membuat saya kagum dan tidak bisa berkata apa-apa ketika melihat keindahan demi keindahan disajikan di depan mata. Seperti mata tak mau berkedip sedikit pun.

Satu hal yang pasti, ke Dieng terasa kurang lengkap jika tidak mendaki ke Gunung Prau. Sebelumnya, saya tidak pernah mendengar nama gunung ini sama sekali. Ia asing di telinga saya. Gunung ini belum setenar gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat, atau gunung Semeru yang tertinggi di pulau Jawa. Namun bagi Anda yang pernah mengunjunginya, sama seperti saya, begitu mengagumi guratan tangan Tuhan ini.

Ya, gunung ini memang bukan gunung yang menjadi idola. Namun saya yakin, dalam kurun waktu yang tidak lama, gunung ini akan menjadi destinasi pendakian yang akan digandrungi dan digilai para pendaki. Karena waktu tempuh untuk mencapai puncaknya yang tak terlalu lama, namun pemandangan yang didapat, lengkap dan sempurna.

Keindahannya memukau saya untuk berlama-lama menikmati hamparan bunga Daisy.

Keindahannya memukau saya untuk berlama-lama menikmati hamparan bunga Daisy.

Awalnya, saya tidak punya niat mendakinya. Kenal gunung ini saja tidak, apalagi mendakinya. Salah satu tujuan saya ke pulau Jawa, adalah menjejakkan kaki di puncak tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru.

Namun rasa penasaran saya kemudian muncul saat seorang teman memperkenalkan kawasan dataran tinggi Dieng. Dia mengirim beberapa gambar melalui blackberry messenger (bbm). Memang indah, dan saya tertarik. Belum banyak dikenal, namun menyimpan pesona yang sangat indah. Inilah salah satu surga yang tersembunyi di Indonesia.

Saya pun menyiapkan diri, menyiapkan perlengkapan mendaki bersama Nurdin Amir, seorang teman jurnalis televisi swasta. Perjalanan ke daerah Dieng, Wonosobo memang bukan perjalanan yang mudah. Saya berangkat dengan memakai bus ekonomi dari Terminal Jombor Yogyakarta ke Magelang, lalu ke Wonosobo. Saya siap untuk meng-explore gunung tertinggi di kawasan dataran tinggi Dieng ini.

Bukit Teletubbies nan indah

Bukit Teletubbies nan indah

Seribu Bukit

Gunung Prau merupakan gunung yang memanjang, punggungannya bisa meliputi beberapa kabupaten, yaitu Wonosobo, Banjarnegara dan Kendal. Gunung ini memang pendek, kadang hanya dilirik sebelah mata oleh pendaki Indonesia. Tetapi coba rasakan sensasi dalam pelukan gunung yang terkenal dengan sebutan Gunung Seribu Bukit ini.

Hanya memiliki ketinggian 2.565 mdpl, memang tergolong pendek dan juga tidak terkenal seperti gunung-gunung di sekitarnya, ada Sindoro, Sumbing, Slamet, Unggaran, dan lainnya. Tapi gunung ini memiliki pesona tersendiri yang tidak kalah dengan gunung-gunung yang lebih terkenal di kalangan pendaki Indonesia.

Karena bentuk gunung ini memanjang, jadi secara administratif Gunung Prau yang berada di Dataran Tinggi Dieng ini meliputi wilayah Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Batang dan Kabuptaen Kendal. Di camp areanya pun terdapat patok batas wilayahnya.

Menikmati alam Puncak Prau bersama mas Pii dan Bang Nuru. Tanpa polusi, tanpa macet.

Menikmati alam Puncak Prau bersama mas Pii dan Bang Nuru. Tanpa polusi, tanpa macet.

Gunung ini dapat ditempuh melalui beberapa jalur alternatif pendakian. Lewat jalur utara, bisa melalui Kabupaten Kendal, semisal dari Desa Kenjuran yang berada di Kecamatan Sukorejo. Jarak tempuh perjalanan kurang lebih 6 Jam.

Alternatif lain jalur pendakian bisa dilakukan melalui jalur selatan, yaitu lewat Dataran Tinggi Dieng atau Desa Patak Banteng. Jalur ini relatif lebih singkat, hanya sekitar 2-3 jam perjalanan yang jalurnya cukup terjal.

Saya memilih jalur Patak Banteng dengan ditemani Mas Pii, seorang pecinta alam lokal. Orangnya ramah, terbuka dan easy going. Saya sebenarnya baru pertama kali kenal, dan sepertinya nyambung membahas semua hal.

Jalur dari Patak Banteng, menurut mas Pii, bisa lebih cepat sampainya, namun otomatis medan yang dilalui juga terjal. Kemiringannya berkisar 70-80 derajat. “Baru kali ini saya mendaki tidak ada datarnya. Tidak ada bonusnya!” kata Nurdin Amir, yang biasa saya sapa bang Nuru.

Sunrise!

Sunrise!

Menyaksikan Sunrise

Rabu pagi, (2/10), pukul 05.00 WIB. Udara dingin sekali, tetapi tidak mengurunkan niat saya untuk keluar dari tenda dan menunggu matahari muncul dari balik awan alias sunrise. Serasa nyaman sekali berada di atas awan. Semuanya indah.

Sampai akhirnya saya melihat garis sinar mulai muncul, detik demi detik tidak terlewatkan. Hingga muncullah matahari secara perlahan-lahan. Perlahan namun pasti, sinar jingga itu keluar, sedikit samar dan temaram. Namun itu adalah tanda bahwa momen di mana matahari akan keluar sempurna akan jelas terlihat. Saya memperhatikannya terus, momen itu begitu indah, matahari telah bangun dari peraduannya.

Sinar jingga, bahkan kemerahan memantulkan cahayanya berbaur dengan suasana pagi dan dengan awan yang putih, ia menghasilkan sebuah corak yang luar biasa, abstrak namun jelas dan indah. Saya menikmatinya. Betapa kuasa Tuhan luar biasa, menciptakan lukisan dengan indahnya.

Prau, puncak seribu pesona

Prau, puncak seribu pesona

Categories: Sriyanto Trip | Tinggalkan komentar

Rammang-rammang, Ini Vietnam ya?

Wisata Petualangan di Kawasan Karst Terindah dan Terbesar Kedua di Dunia

Penulis bersama tim.

Penulis bersama tim.

 

Anda pernah menonton film Rambo? Ingin merasakan sensasi petualangan seperti dalam film Rambo yang lokasi pengambilan gambarnya di Vietnam? Tapi tunggu! Anda tak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk ke Vietnam, sebab lokasi itu ada di negeri kita sendiri, yah Indonesia.

Ketika mendengar cerita dari beberapa teman tentang pesona batu-batu karst di Kabupaten Maros, rasa penasaran saya kemudian muncul. Pada akhirnya Minggu, 7 Juli 2013, bersama Tim Jelajah Nusantara FAJAR PENDIDIKAN, saya pun berangkat ke Kabupaten Maros mencari lokasi batu-batu karts itu berdiri.

Keindahan panorama alam Rammang-rammang.

Keindahan panorama alam Rammang-rammang.

Letaknya di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Saat memasuki kawasan ini, saya langsung dihadapkan pada hamparan sawah hijau nan menyegarkan mata dengan gugusan batu-batu hitam di belakangnya. Ya! Inilah kawasan taman batu Rammang-rammang. Inilah kawasan karst terindah dan terbesar kedua di dunia setelah South China Karst di Yunnan, China, yang mulai ramai dibicarakan banyak orang.

Area karst terdiri dari kawasan gunung batu yang dikelilingi sawah dan ada juga yang berada di belahan sungai kecil. Dua area tersebut sama-sama indahnya dan aksesnya untuk sekali traveling bisa menikmati 2 lokasi. Selain menyusuri sungai dengan perahu, kawasan karst Rammang-rammang juga bisa dinikmati melalui jalur darat, menyusuri areal persawahan dengan berjalan kaki.

Singkapan batu kapur tersebar di sepanjang alur sungai dan menyembul dari dasar sungai. Pohon bakau dan nipa tumbuh di sisi kiri dan kanan sungai menjadi daya tarik tersendiri.

Singkapan batu kapur tersebar di sepanjang alur sungai dan menyembul dari dasar sungai. Pohon bakau dan nipa tumbuh di sisi kiri dan kanan sungai menjadi daya tarik tersendiri.

Saya bersama tim pun memilih akses darat dengan didampingi oleh Mahesa, penduduk lokal yang tinggal di kampung Berua, Maros. Selain Mahesa, saya juga bersama kelompok mahasiswa pencinta alam dan seorang pemuda asal Parepare, Arjuna.

Perjalanan kami lalui agak berat, terhambat oleh air yang banyak tergenang. Kondisi ini memaksa beberapa anggota tim untuk melepas sepatu, bahkan sandal pun terputus. Saat musim hujan, air akan menggenangi kawasan ini sampai kedalaman 60 cm atau melewati lutut orang dewasa, belum lagi lumpur di dasar air.

Namun perjuangan menaklukkan medan berat itu, terbayar saat melihat gugusan bukit karts dengan hamparan persawahan dan tambak serta pemukiman warga yang masih tradisonal. Melihat keindahan panorama alamnya saja, pikiran terasa lebih segar. Apalagi semuanya terlihat masih alami.

Menyusuri pematang sawah dengan padi yang masih menghijau, gugusan batu terlihat menyerupai menara dan biasa disebut hutan batu. Pohon bakau dan nipa tumbuh di sisi kiri dan kanan sungai menjadi daya tarik tersendiri. Singkapan batu kapur tersebar di sepanjang alur sungai dan menyembul dari dasar sungai.

Gugusan bukit karts dengan hamparan persawahan dan tambak serta pemukiman warga yang masih tradisonal. Melihat keindahan panorama alamnya saja, pikiran terasa lebih segar. Apalagi semuanya terlihat masih alami.

Gugusan bukit karts dengan hamparan persawahan dan tambak serta pemukiman warga yang masih tradisonal. Melihat keindahan panorama alamnya saja, pikiran terasa lebih segar. Apalagi semuanya terlihat masih alami.

Keunikannya membuat saya betah berlama-lama di sekitar kawasan bukit kapur dengan gua-gua yang banyak tersembunyi di sekitarnya. Hamparan batu berwarna hitam legam dengan tinggi yang bervariasi sampai puluhan meter, sungguh pemandangan yang luar biasa.

Bentang alam seperti ini hanya ada 3 tempat di dunia; yakni di China Selatan dan Halong Bay Vietnam serta satunya lagi berada dekat dari kota Makassar, yaitu di Kabupaten Maros. Karst Rammang-rammang kini menjadi salah satu tujuan wisata favorit turis mancanegara.

Lokasi karst Rammang-rammang Maros, dapat ditempuh melalui jalur darat dari arah Kota Makassar menuju Kabupaten Maros selama 1,5 jam. Terletak di desa Salenrang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan atau tepatnya terletak sekitar 45 kilometer dari kota Makassar. Daerah ini tidak banyak diketahui bahkan oleh penduduk Sulawesi Selatan sendiri.

Tertarik merasakan sensasi petualangan ala Rambo? Silahkan Anda berkunjung ke Rammang-rammang. Sekali lagi, tak perlu jauh-jauh ke Vietnam, sebab lokasi itu ada di negeri kita tercinta ini, Indonesia.

Tapi ingat, jangan merusak atau mengotori tempat ini guna menjaga keindahannya. Tetap dukung wisata lokal.

 

Berenang di Taman Bidadari

Keelokan menara bukit kapur Rammang-rammang di Maros dan Kabupaten Pangkep, sudah pantas menjadi warisan dunia. Dan, petualangan ke kawasan karst terindah dan terbesar kedua di dunia ini kurang lengkap jika tidak mengunjungi Taman Bidadari.

Karena belum terkena polusi, Taman Bidadari menjadi solusi tepat untuk menjadikan refleksi tubuh yang sangat melelahkan.

Karena belum terkena polusi, Taman Bidadari menjadi solusi tepat untuk menjadikan refleksi tubuh yang sangat melelahkan.

Ya, Taman Bidadari ialah pemandian alami yang memiliki panjang sepuluh meter dan lebar lima meter. Kedalaman airnya berkisar antara satu sampai lima meter. Berenang di Taman Bidadari adalah hal yang tidak bisa dilewatkan jika berkunjung ke kawasan Rammang-rammang.

Letaknya terkepung dinding terjal karst setinggi 25 meter, termasuk jalur masuk berbentuk tubir curam yang kami lalui. Di batas hulunya, dinding belahan ceruk cadas. Ceruk itu buntu, tak bisa dilalui manusia. Kendati buntu, air mengalir lewat terowongan kecil ke bawah goa.

Untuk menempuh jarak sekira dua kilometer dari Dusun Rammang-rammang, kami menyusuri bebatuan jalan setapak, hingga tiba di ujung kampung. Beberapa rumah penduduk tampak menyempil di antara cadas bukit karst, terlihat pula sawah subur yang ditanami padi terhampar di dekat rumah mereka, dan tambak berair bening ditumbuhi semarak lumut membatasi pematang dengan pemukiman.

Lepas dari perkampungan, jalur jalan yang ditempuh mulai terjal berkelok-kelok menurun dan mendaki. Variasi rutenya begitu kaya, menyeberangi sungai kecil melalui jembatan kayu, berjalan di pematang tambak dan sawah, di celah belahan goa karst kami harus merundukkan kepala agar tidak terantuk batu.

Etape terakhir agak menguras tenaga, berbentuk punggungan bukit terdiri satu tanjakan jalur setapak yang miring 45-60 derajat, dilanjutkan tubir curam dengan kemiringan sama, sejauh 25 meter ke bawah menuju finish. Di bawah sana, Taman Bidadari berada.

Keunikan Rammang-rammang membuat saya betah berlama-lama menikmati pesona kawasan karst terindah dan terbesar kedua di dunia ini.

Keunikan Rammang-rammang membuat saya betah berlama-lama menikmati pesona kawasan karst terindah dan terbesar kedua di dunia ini.

Air yang berada di kolam kecil itu berhawa sejuk agak dingin, jernih, dan tenang. Karena belum terkena polusi, Taman Bidadari menjadi solusi tepat untuk menjadikan refleksi tubuh yang sangat melelahkan. Flora dan faunanya sangat terjaga, ikan – ikan yang masih lestari dan pohon – pohon masih berada dalam lindungan tersebut masih sangat hijua. (*)

Categories: Sriyanto Trip | 2 Komentar

Blog di WordPress.com.